Ummi wrote:
Ada-ada aja ulahnya de Fahima ini. Karena usianya masih tergolong masa-masa keemasan dalam perkembangan otak, maka belajar berhitung pun masuk dalam daftar belajar sehari-hari. Mulanya sih, dia hanya dengar nama-nama angka. Lalu mulai menyebutkannya. Tapi ya itu, hanya satu suku kata terakhir saja. Maksudku sih biar memudahkan dia aja. Misalnya, Sa….tu, du…a, dst sampai sepuluh.
Beberapa minggu yang lalu, fahima dibelikan jam tangan oleh tantenya. Tiap ada yang nanya jam berapa, jam berapapun saat itu dia pasti bilang, dapan (mungkin maksudnya jam delapan). Akhir-akhir ini kalau ditanya jam berapa, jawabannya berubah jadi - tujuh, :)
Sekarang, kerjaannya kalau melihat benda-benda dalam jumlah banyak (lebih dari satu), maka otomatis dia menghitung benda-benda tadi. Bagus sih inisiatifnya, tapi itungannya jadi kacau beliau…. Coba tengok!
Atu, dua, empat, enam, tujuh, dapan, elan.
Entah kenapa angka tiga & lima dilewat ya? Dan ga sampai ke sepuluh ya? Sudah berkali-kali diingatkan urutan yang benar, tapi selalu balik lagi ke formulasi urutan yang diciptakannya.
Apa mungkin susah mengucapkan kata tiga dan lima ya??? Sampai saat ini, aku berfikir positif saja. Namanya juga dalam proses belajar. Untuk saat ini setidaknya, dia mengenal angka. Tak ada paksaan, enjoy aja!
Wallahu’alam.
Wednesday, July 23, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment